Matamu dan Suatu Sore di Bulan November

/
0 Comments


Aku dan kamu.
Sore itu, aku dan kamu, menghabiskan senja hingga merunut malam tiba bersama-sama.
Kau baru saja sampai siang itu dari kotamu, tampak lelah dan mengantuk.
Dan seperti biasa, kau lagi-lagi beristirahat ditemani kopi dan sebatang rokok diantara telunjuk dan jari tengah tangan kananmu. Kau duduk di sudut ruangan itu, tak banyak bicara. Memperhatikan kegiatan di sekelilingmu.
Hingga kau lihat aku, lalu tersenyum. Senyummu yang biasa, yang selalu mampu membuatku mendekat dan menyapa.
Lalu, larutlah kita, dalam cerita yang tak terlihat putusnya.
Tak disangka, semesta ternyata punya rencana.
Mendung yang menggantung sejak pagi akhirnya tumpah juga, sore itu hujan deras, maka berteduhlah aku dan kamu di teras perpustakaan, bersama beberapa yang lainnya. Aku ingat waktu itu kau tawarkan jaketmu kepadaku, jangan sampai aku basah dan kedinginan lalu sakit, katamu.
Aku menolak, bagiku, mengetahui kamu telah cukup hangat membuatku tak lagi merasa dingin.
Dan kamu melanjutkan ceritamu.
Tentang hari-harimu, cita-cita, kopi kesukaanmu, tentang luka di tangan kirimu, dan banyak lagi. Dan aku terus mendengarkan. Aku menyukai caramu bercerita. Aku menyukai binar matamu waktu kamu bersemangat akan sesuatu. Aku menyukai caramu tertawa atau sedikit terkekeh saat kamu mengingat sesuatu di tengah cerita.
Aku suka berada di dekatmu.
Aku ingat, kamu pernah tanyakan sesuatu, tentang satu kalimat dalam catatanku yang tak sengaja kamu baca. Kau bertanya, apakah pernah kehadiranmu membuat aku bernafas lebih lega. Aku tak siap, aku tak tau bagaimana harus kujawab.
Suatu kali, aku pernah mendambakan tentang seseorang, yang cukup dengan kehadirannya aku mampu bernafas lebih lega, menghirup udara lebih tenang. Namun seketika itu, kusadari kamu bukan orangnya, kamu memberiku lebih dari itu.
Kamu, adalah seseorang yang mampu membuat hariku terasa tak pernah terlalu buruk.
Dan aku hanya diam, tersenyum padamu. Berharap kamu akan cukup paham, kamu akan segera mengerti.
Lalu ternyata, kamu juga tersenyum.
“Tidak semua hal harus dimengerti, tidak semua pertanyaan menemukan jawaban.” katamu sore itu.


….dan lewat matamu, aku telah tau, aku dan kamu telah sama-sama mengerti, bahwa setelah hari itu, aku dan kamu akan saling berbagi setiap hari.


You may also like

Tidak ada komentar: