Kenangan

/
0 Comments

Apa yang terjadi jika kita tak memiliki kenangan?
wangi kopi dan sensasi hangatnya di lidah, adalah alasan kita untuk memesan kopi yang sama ketika berkunjung di kafe langganan,
kawan yang selalu ada sepanjang tawa maupun sedu sedan, adalah alasan kita untuk selalu merentangkan tangan ketika menyambutnya pulang.

Kita,
adalah simpul kenangan,
dari dua tali bernama "aku" dan "kamu".
Tanpa kenangan,
tentu kita sepenuhnya bukan siapa-siapa, bagi satu dan lainnya.

Setiap kehadiran manusia dalam hidup kita sesungguhnya tak pernah benar-benar jadi perpisahan.
Mereka meninggalkan jejak di suatu ruang dalam benak kita, yang jika mereka cukup beruntung, juga akan menyelipkan kita selembar memori di dalam hati.
Kita hanya perlu menyiapkan satu kata kunci, maka keberadaan mereka yang mengendap oleh waktu akan muncul lagi ke permukaan.
Beberapa manusia dikirimkan ke dalam hidup kita dengan kata kunci tertentu, misalnya; kecewa, luka, cinta pertama, bahagia.
Terkadang kita lengah dan menyangka bahwa kata kunci untuk kita itu adalah pilihan mereka. Tentu saja tidak, karena kitalah pemilik benak dan hati sepenuhnya. 
Manusia tertentu, bisa jadi melambungkan harapanmu luar biasa tinggi sebelum memutuskan untuk menghilang seolah ditelan bumi. Kita bisa saja mengenangnya sebagai dia-yang-tak-tahu-diri atau memilih mengenangnya sebagai tinggalkan-dia-dengan-berani.

Jika kau belum memahami, mari kuberi contoh lain seperti apa yang kualami sendiri.

Seseorang pernah hadir dalam hidup kita dan membuat kita merasakan bahagia dalam bentuk yang berbeda-beda, lalu untuk suatu alasan, dia memutuskan untuk tidak melakukannya lagi.
Pergi dari kehidupan kita merupakan pilihannya, dan melepaskan dia adalah apa yang seharusnya. Beberapa kehadiran memang dimaksudkan sebagai persinggahan.
Namun terkadang, kita memberikan seseorang waktu lebih lama untuk tinggal bersama kita melebihi yang pantas mereka terima.
Kemudian ruang kosong atas kepergian seseorang itu memaksa rasa sakit dan kecewa untuk masuk menggantikan tempatnya, hingga kita lupa, bahagia pernah tinggal disana.

Adalah sepenuhnya sahih buat kita menentukan apa yang terjadi dalam benak dan hati kita.
Seseorang yang memberimu luka tak harus dikenang sebagai kecewa, jika bagaimanapun, seseorang itu pernah membuatmu bahagia.

Hingga nanti pada suatu hari kau kan sadari,
bahwa segenap luka yang seseorang-seseorang itu tinggalkan, adalah jalan masuk bagi cahaya yang membimbingmu menjadi manusia. Seutuhnya.


You may also like

Tidak ada komentar: